Sepengetahuan
saya, IDN dibangun atas dasar rasa syukur atas nikmat yang diberikan
Alloh swt dengan cara membantu orang lain untuk juga bisa menikmati
ilmu yang dititipkanNya sehingga dapat menggapai impian, keinginan
dan kebutuhan yang sebelumnya belum terwujud. Salah satu tujuannya
itu, dari obrolan singkat dengan salah satu Trainer IDN. Kalau tidak,
mana mungkin mau ngasih berbagai training jaringan (networking) murah
tapi tidak murahan justru sangat berkualitas dan bahkan free alias
gratis bagi guru SMK!.
Selain
memberikan training free bagi Guru SMK, IDN juga punya program
Pesantren Networkers bagi siswa lulusan SMK terutama yang mau belajar
dengan keras. Apa syarat menjadi peserta Pesantren Networkers di IDN?
Tidak mudah tapi pasti ada yang bisa dan mampu serta berniat kuat
untuk belajar dan maju. Lulus dulu dari SMK, kategori orang tua
kurang mampu (pengertiannya adalah penghasilan orang tua sebulan
tidak tetap dan kurang dari UMR daerah masing-masing), punya karakter
baik, sopan santun, tidak pemalu (bukan malu-maluin), bersedia
tinggal di rumah IDN, tidak merokok, tidak minum minuman keras
beralkohol dan lain sebagainya. Untuk syarat lengkapnya bisa dilihat
di web page http://id-networkers.com/project/pesantren-networkers/.
Curriculum vitae (CV) juga menjadi salah satu penilaian untuk penerimaan peserta Pesantren Networkers. Simpel, berbobot dengan mengedepankan penulisan/gambaran kemampuan yang dimiliki siswa, pengalaman, termasuk prestasi di bidang networking misalnya juara lompa keterampilan siswa baik tingkat kabupaten hingga skala nasional menjadi nilai tambah. Salah satu peserta Pesantren Networkers adalah Mas Randy Mukti berasal dari Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. Dari kesehariannya yang hidup sederhana, membuatnya mampu melewati setiap godaan dan ujian selama berada di IDN selama lebih dari satu tahun ini.
Sekarang, Mas Randy Mukti juga bekerja di Noosc Global sebagai
Security Analyst, Jakarta. Dari lulus SMK dan kurang dari 2 tahun
sudah punya gelar kerjaan di networking di Jakarta dengan rate
lumayan besar (kalau disebutin, ntar banyak yang minta traktir
hehehe), mana mungkin bisa bila tidak berjodoh dengan IDN Jakarta?
Paling tidak, nama IDN lah yang menjadi salah satu (atau bahkan,
satu-satunya) referensi Noosc Global Jakarta untuk menerimanya
bergabung. Niat untuk merubah nasib, belajar keras, orang tua,
pengalaman semasa masih di SMK, menjadi pendorong baginya untuk harus
bisa.
Apakah
IDN dapat dukungan langsung dari pemerintah dalam proses dan
perjalanan dari 2008-2014? Tak perlu dijawab dan mungkin IDN tidak
memerlukannya, cukup kita, para alumni yang mendukung dengan cara
belajar lebih banyak, berusaha memecahkan permasalahan
(troubleshoot), saling membantu selama proses pembelajaran meskipun
secara online via social network dan lain-lain, bertukar pikiran
tanpa harus bertemu darat (offline). Bila butuh bantuan IDN, mereka
pasti dengan senang hati membantu proses pembelajaran para alumni
yang masih belum menemukan solusi. Tentu saja, kita harus terlebih
dahulu berusaha memecahkannya, tidak serta merta minta bantuan.
Kebahagiaan
para alumni IDN juga merupakan kebahagiaan IDN, berarti sukses atau
paling tidak mendekati kesuksesan seperti impian, cita-cita,
keinginan masing-masing. Bersyukur, membantu orang lain untuk lebih
dan bahkan melakukan revolusi hidup yang jauh lebih baik dari
sebelumnya, itulah harapan minimal dari ID-Networkers kepada kita.
Maka, minimal ucapan terima kasih, mendoakan IDN terutama Founder,
Trainer, supporter yang tidak kita tahu siapa, semoga selalu
mendapatkan kemudahan da kebaikan baik di dunia dan juga di akhirat,
Aamiin.
Terima
kasih.
Comments
Post a Comment